Minggu, 12 Juni 2016

WAJAH BARU JEMBATAN KALI LANANG PASCA PERGESERAN URBAN EKOLOGI



Kawasan Kota Wisata Batu di Malang terkenal sebagai salah satu destinasi wisata Jawa Timur yang banyak disukai kalangan penikmat perjalanan. Terdapat banyak kegiatan dan obyek wisata menarik di Batu Malang. Dapat dijumpai suguhan wisata alam yang menarik diantaranya wisata sejarah,wisata kuliner, aneka agrowisata dan lain-lainnya.
Di Kota Batu, ada sebuah Sungai yang dianggap memiliki cerita rakyat. Namun, ternyata tidak semuanya tahu seperti apa ceritanya. Sungai itu bernama Kali Lanang. Kali Lanang terletak di Dusun Ngujung, Pandanrejo, Bumiaji. Sungai tersebut berhulu dari sumber air Lanang yang berada jauh dari Jembatan Kali Lanang. Menurut cerita masyarakat setempat, dulu sumber tersebut keluar dari alat kelamin (jaladwara) laki-laki, sehingga disebut dengan Kali Lanang. Dan kini keberadaannya menurut masyarakat sekitar, sungai itu dijaga oleh makhluk gaib bernama Mbah Kabul Joyo Sampurno. Arca Jaladwara itu sendiri sudah hilang, perkiraan hilangnya Arca itu sendiri terjadi pada tahun 1948-an, konon arca tersebut berasal dari zaman Majapahit atau bahkan bisa lebih lama.
Pada perkembangannya, Kali Lanang identik dengan kegiatan laki-laki, dulu di Jembatan Kali Lanang lawas kerap dipakai untuk Ujung-ujungan. Yaitu sebuah kegiatan saling sabet antara dua orang yang sudah bertelanjang dada dengan menggunakan rotan. Untuk mengenang kegiatan tersebut, Dusun setempat dinamai Ngujung. Tradisi unik tersebut kini sudah tiada di sana.



Selain cerita sumber Kali Lanang, di Jembatan Kali Lanang yang lawas juga menyimpan cerita mistis. Cerita itu berasal dari beradaan Batu Mayit, kabarnya keangkeran Batu tersebut berawal dari cerita jika dibawah Batu itu adalah banyak tertimbun mayit-mayit dari korban perang atau korban dulu waktu G30S di tahun 1965. Dari batu tersebut juga sering muncul makhluk gaib tanpa kepala yang biasanya nampak saat orang menyeberang.
Dulu, di jembatan lawas sering terjadi kecelakaan kendaraan tanpa diketaui sebabnya. Namun kasak-kusuk yang terjadi, adanya kecelakaan itu dikaitkan dengan angkernya Batu Mayit dengan makhluk gaibnya.Untuk mengatasi penampakan-penampakan makhluk tersebut, maka dalam periode tertentu penduduk setempat mengadakan acara Bersih Desa di sumber air di bawah jembatan lama yang disebut dengan Sumber Kijan. Tujuannya adalah agar penduduk setempat dan juga siapa saja yang melintas di jembatan tersebut tidak diganggu.
Sumber Kijan tersebut sampai sekarang juga sering didatangi oleh orang dari luar kota untuk penyembuhan penyakit. Biasanya setelah penyakit yang diderita berhasil disembuhkan, mereka menggelar “Syukuran” pada hari Ahad Kliwon dengan warga setempat.Acara “Syukuran” juga digelar di Punden “Uwit Ungu” (Pohon Ungu) yang terletak di sebelah selatan Jembatan Kali Lanang yang baru. Konon Punden tersebut dijaga oleh makhluk gaib bernama Mbah Sunting. Punden tersebut terletak di bawah pohon yang cukup rindang dan pemandangan Kota Batu jika dilihat dari bawah pohon tersebut cukup indah.




Kini, Kali Lanang sudah punya jembatan baru yang lebih modern.Jembatan tersebut selesai dibangunpada tahun 2008. Dengan adanya jembatan baru tersebut pengguna jalan terutama mobil tidak perlu melewati jembatan yang hanya bisa dilewati oleh satu mobil saja dan dapat memperpendek rute kurang lebih 300 meter.Dan kini penduduk maupun pendatang tidak takut lagi untuk melewati jembatan yang telah berdiri kokoh. Hal yang melatar belakangi dibangunnya jembatan baru tersebut salah satunya adalah karena pada jembatan yang lama rawan terjadi kecelakaan terutama saat malam hari. Dulunya jembatan terletak di tikungan yang tajam dan jalanan yang menurun, sehingga jika pengendara tidak berhati-hati dalam berkendara dapat menyebabkan kecelakaan.

 

 




Sementara di sekitar jembatan lawas yang tidak difungsikan kini dibangun warung lesehan. Warung-warung ini hanya buka pada waktu sore hari hingga malam hari. Jumlah warung-warung ini lumayan banyak yaitu sepanjang jalan yang sudah dilewati kendaraan lagi, dan pengunjung dapat menikmati aneka menu sambil menikmati bunyi aliran air Kali Lanang yang menyejukkan. Selain itu jembatan tersebut juga menghubungkan jalan alternatif dari kota Batu ke kota Malang. Dengan dibangunnya jembatan baru yang lebih kokoh, kini banyak kendaraan-kendaraan besar yang hendak menuju kota Malang maupun sebaliknya yang melewati jembatan tersebut termasuk bus-bus pariwisata. Ditepi jembatan juga dibangun taman kecil yang dapat digunakan oleh wisatawan yang melewati jembatan tersebut untuk sekedar beristirahat dan dapat menikmatinya sambil memesan beberapa makanan dan minuman di warung-warung yang ada disana. Pemerintah Kota Batu sendiri juga bekerjasama dengan pemilik-pemilik warung yang ada disana untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang ada disana dengan memberikan bantuan dana pembangunan. Hal ini sangatlah penting karena dengan adanya warung-warung tersebut serta sarana dan prasarana yang mendukung nantinya akan meningkatkan jumlah pengunjug baik wisatawan maupun penduduk sekitar yang nantinya akan meningkatakan pengahsilan pemilik warung yang tidak lain adalah warga desa Pandanrejo. Sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas ekonomi warga desa tersebut.







Urban ecology (ekologiperkotaan) adalah interaksi organisme dengan lingkungan fisiknya di wilayah perkotaan.Kota ekologis adalah satu pendekatan pembangunan kota yang didasarkan atas prinsip-prinsip ekologis. Pendekatan ini dipilih sebagai jawaban atas semakin memburuknya kondisi lingkungan kota karena pendekatan pembangunan yang lebih berorientasi pada kepentingan ekonomi jangka pendek. Kota Ekologis mempunyai kesamaan dengan konsepsi kota yang berkelanjutan, yang menekankan pentingnya menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pembangunan kota. Kota Ekologis juga mempunyai pandangan jauh ke depan, bahwa Pembangunan kota harus mempertimbangkan keberlanjutan atau masa depan kota.Sejalan dengan perubahan jaman dan seperti layaknya kebutuhan-kebutuhan manusia pada umumnya, pola penggunaan dan kebutuhan masyarakat perkotaan akan infrastruktur  juga mengalami perubahan. Keadaan ini sebenarnya merupakan keadaan yang wajar mengingat segala aspek di dunia akan mengalami perubahan seiring dengan waktu. Hal-hal yang mempengaruhi perubahan pola penggunaan dan terutama kebutuhan akan infrastruktur  ini secara garis besar disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang disebabkan oleh manusia beserta kegiatannya dan yang disebabkan oleh alam itu sendiri.Dalamhalinijembatan kali lanang yang terletak di Dusun Ngujung, Pandanrejo, Bumiaji, yang dulunyajembataninihanyacukupdilewatisatumobilsaja, namundenganadanya urban ecology sekarangdibangunjembatan kali lanang yang baru . Jembatanbarutersebutmemudahkanmasyarakatsetempat dalam bidang akses jalan,kini penggunatidakperlulagibelokarahuntukmenyebrangisungai kali lanang.






Dibangunnya jembatan baru Kali Lanang, mengakibatkan jembatan yang lama tidak digunakan lagi. Dan jembatan baru tersebut dibangun dengan menghubungkan langsung jalan yang ada dilereng sebelah dengan lereng didepannya, sehingga tidak perlu menuruni dan menanjaki lereng untuk sampai diseberang. Jalanan dan jembatan yang tidak digunakan sebagai jalan lagi dimanfaatkan oleh penduduk Desa Pandanrejo untuk membangun warung-warung ditepi-tepi jalannya, pembangunan tersebut juga didukung oleh pemerintah setempat. Pembangunan jembatan baru tersebut merupakan faktor urban ekologi yang menyebabkan munculnya keberlanjutan ekonomi dan sosial serta infrastruktur modern disana. Selain itu, dapat pula menjadi potensi wisata baru disana yang dapat dikembangkan baik oleh penduduk sekitar maupun oleh pemerintah Kota.

1 komentar: